Masih tentang satu yang sama
yang hadir, tapi juga tidak
yang jauh, tapi juga tidak
yang tak ada, tapi nyatanya ada.
Jangan katakan ini semu,
kau tak pernah tahu ini benar terasa.
Jangan katakan sementara,
kau tak pernah tahu berapa lusa hilang terbang.
Ini bukan tentang satu atau seribu tahun lagi
Juga bukan tentang rindu atau tidak rindu
Ini tentang satu,
yang walau sanggup terpisah,
tak akan menjadi utuh.
Sabtu, 31 Desember 2016
Senin, 31 Oktober 2016
Sesederhana Pulang ke Rumah
Hidup saya kayak lagi digambarin lewat kejadian yang baru saja saya alami.
Hendak pulang, namanya juga pulang, sudah pasti tahu tujuannya ke mana.
Hendak pulang, namanya juga pulang, sudah pasti tahu tujuannya ke mana.
Tunggu bus di halte, tiba-tiba hujan deras. Haltenya ada tempat duduk, tapi kecil, nyaman-nyaman saja sebenarnya dibuat duduk, tapi tampias air tetap kena sedikit-sedikit.
Bus trayek tujuan saya kedatangannya tak pernah pasti, yang saya bisa lakukan hanya menunggu. Ah, kalau cuaca tidak hujan, mungkin bisa saja saya tunggu sambil jajan-jajan yang sebenarnya tidak mengenyangkan, tapi menyenangkan. Tapi nyatanya sekarang hujan. Melangkah satu, kuyup sebadan.
Diam. Menunggu. Tak tahu juga kapan datang. Tapi tetap ditunggu dan menunggu. Mau apa lagi? Saya mau pulang, tujuan saya miliki segala yang saya butuh. Pun bisa saja saya pilih bus tujuan lain yang sedari tadi sudah tiga yang lewat, menuju tempat yang tawarkan hal berbeda. Namun bukan rumah. Saya mau rumah.
Jadi diam. Menunggu. Melangkah basah. Pula tak tahu kapan datangnya. Tapi tetap menunggu.
Nah, busnya datang. Kaki kecil saya sontak berlari. Takut keburu pergi. Takut keburu penuh. Setelah bus datang, saya tak hirau akan hujan pun kuyup.
Bus saya datang! Akhirnya bus saya datang!
Di luar masih hujan, saya duduk di dalam dengan nyaman. Ah, mari menuju rumah. :-)
Jatinangor, 16 September 2016
Diam. Menunggu. Tak tahu juga kapan datang. Tapi tetap ditunggu dan menunggu. Mau apa lagi? Saya mau pulang, tujuan saya miliki segala yang saya butuh. Pun bisa saja saya pilih bus tujuan lain yang sedari tadi sudah tiga yang lewat, menuju tempat yang tawarkan hal berbeda. Namun bukan rumah. Saya mau rumah.
Jadi diam. Menunggu. Melangkah basah. Pula tak tahu kapan datangnya. Tapi tetap menunggu.
Nah, busnya datang. Kaki kecil saya sontak berlari. Takut keburu pergi. Takut keburu penuh. Setelah bus datang, saya tak hirau akan hujan pun kuyup.
Bus saya datang! Akhirnya bus saya datang!
Di luar masih hujan, saya duduk di dalam dengan nyaman. Ah, mari menuju rumah. :-)
Jatinangor, 16 September 2016
Senin, 26 September 2016
Ceramah
Kalau lelah,
ya sudah
jangan biarkan diri berdarah
Bukan berarti lemah,
tak perlu merasa payah
apalagi sampai marah
Tak usah juga gegabah
tangan Tuhan pasti menjamah
ya sudah
jangan biarkan diri berdarah
Bukan berarti lemah,
tak perlu merasa payah
apalagi sampai marah
Tak usah juga gegabah
tangan Tuhan pasti menjamah
Selasa, 06 September 2016
#20
"You have to listen to the sound of your own breathing and honor the truth inside you. Your feelings are inherently right and true. They’re important and they matter. It is more than okay to feel what you feel. Don’t let anyone, including yourself, convince you otherwise. Don't be so hard on yourself, self..."
Jumat, 29 Juli 2016
#19
Buatku, pagi itu... secangkir teh manis hangat; langkah kaki yang tergesa; bayangan senyummu; dan ingatan akan hari yang terus berkurang menuju kepulanganmu.
Ah, bahkan pagiku saja masih tentang kamu..
Kamis, 30 Juni 2016
(Harus) Tetap Ada Syukur
Pagi selalu membawa harap
Tak terkecuali pagi ini
Kau pun setuju, kan. Langit?
Warnamu biru muda kemerahan pagi ini
Merona
Mempesona
Bagai gadis beranjak dewasa
Yang tersenyum yakin akan kehidupan
Ajarkan aku akan selalu ada hal yang dapat disyukuri
Di tengah pikuk hal yang harus dihadapi
Ya, paling tidak, pagi selalu membawa harap.
Tak terkecuali pagi ini
Kau pun setuju, kan. Langit?
Warnamu biru muda kemerahan pagi ini
Merona
Mempesona
Bagai gadis beranjak dewasa
Yang tersenyum yakin akan kehidupan
Ajarkan aku akan selalu ada hal yang dapat disyukuri
Di tengah pikuk hal yang harus dihadapi
Ya, paling tidak, pagi selalu membawa harap.
Dari aku,
yang terjebak dalam transportasi massal Ibu Kota
pada pukul 06.18 demi menjadi budak korporat
Senin, 13 Juni 2016
Begini Rasanya
Begini, ya, rasanya miliki ingin 'tuk bicara tanpa henti
Bicara tanpa tujuan
Bicara tanpa kepentingan
Hanya bicara..
Begini, ya, rasanya miliki ingin 'tuk didengarkan tanpa syarat
Didengarkan tanpa debatan
Didegarkan tanpa tuntutan
Hanya didengarkan..
Begini, ya, rasanya miliki ingin 'tuk berbagi tanpa tahu
Tanpa tahu apa yang harus
Tanpa tahu kepada siapa yang harus
Hanya berbagi..
Oh, begini, ya, rasanya lupa jika Tuhan tak pernah sekalipun katakan, "Maaf, aku hari ini sibuk, ada agenda lain yang harus dilakukan."
Bicara tanpa tujuan
Bicara tanpa kepentingan
Hanya bicara..
Begini, ya, rasanya miliki ingin 'tuk didengarkan tanpa syarat
Didengarkan tanpa debatan
Didegarkan tanpa tuntutan
Hanya didengarkan..
Begini, ya, rasanya miliki ingin 'tuk berbagi tanpa tahu
Tanpa tahu apa yang harus
Tanpa tahu kepada siapa yang harus
Hanya berbagi..
Oh, begini, ya, rasanya lupa jika Tuhan tak pernah sekalipun katakan, "Maaf, aku hari ini sibuk, ada agenda lain yang harus dilakukan."
Teruntuk diri sendiri,
siapa suruh lupa?
Rabu, 06 April 2016
Kepada Ayah
Assalamualaikum, Papa...
Banyak bincang yang lalu pernah kita lakukan perihal penutup kepala
Tersirat tersurat kau selalu pinta secepatnya
Tersirat tersurat aku pernah bilang biar aku yang memilih
Tersirat tersurat kau mungkin putus asa dengan secepatnya yang kau pinta
Tersirat tersurat aku pernah bilang jangan batasi apa yang menjadi mimpi
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar hijab bukanlah pilihan
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku belum bisa memberimu apapun
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku hanya memberimu beban dosa
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku justru perapuh pundakmu...
Kini aku pilih hijrahku
Meski hanya sejengkal, meski hanya sekedar hasta
Semoga dapat sedikit menenangkanmu
Semoga dapat sedikit meringankanmu
Semoga..
P.s.: Ijinkan aku menjagamu, setidaknya berdoa, semoga hijrahku dapat meringankan sedikit bebanmu
Banyak bincang yang lalu pernah kita lakukan perihal penutup kepala
Tersirat tersurat kau selalu pinta secepatnya
Tersirat tersurat aku pernah bilang biar aku yang memilih
Tersirat tersurat kau mungkin putus asa dengan secepatnya yang kau pinta
Tersirat tersurat aku pernah bilang jangan batasi apa yang menjadi mimpi
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar hijab bukanlah pilihan
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku belum bisa memberimu apapun
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku hanya memberimu beban dosa
Sampai suatu hari aku benar-benar sadar aku justru perapuh pundakmu...
Kini aku pilih hijrahku
Meski hanya sejengkal, meski hanya sekedar hasta
Semoga dapat sedikit menenangkanmu
Semoga dapat sedikit meringankanmu
Semoga..
P.s.: Ijinkan aku menjagamu, setidaknya berdoa, semoga hijrahku dapat meringankan sedikit bebanmu
Bekasi, Februari 2016
Sabtu, 02 April 2016
Masih Ada
Bila ada yang berkata aku sedang jatuh hati
Anggap saja itu benar adanya
Bila ada yang berkata aku sedang patah hati
Pun boleh menganggap seperti itu adanya
Cukup percaya saja bahwa aku berada di sekitar
Selama yang kumampu, selama yang kumau
Dan tentu saja, selama kau butuh
Bila esok kan ada yang berakhir
Semoga yang hilang bukan sesuatu yang baik
Tak pernah ada awal tak berarti tak tahu ke mana segala ini menuju
Perihal nantinya akan benar bersama atau sekedar beriringan, biar saja dulu, ya?
Bahagiamu membahagiakan
Sesakmu menyesakkan
Aku ada dan masih ada di sekitar
Bahkan belum juga mau beranjak
Tetaplah berada di situ
Menjadi manusia yang selalu kucari
Tetaplah seperti itu
Menjadi sesosok penenang dalam ramai yang begitu penuh
Tetaplah menjadi dirimu
Hingga kau tak pernah lupa ke mana harus pulang.
Anggap saja itu benar adanya
Bila ada yang berkata aku sedang patah hati
Pun boleh menganggap seperti itu adanya
Cukup percaya saja bahwa aku berada di sekitar
Selama yang kumampu, selama yang kumau
Dan tentu saja, selama kau butuh
Bila esok kan ada yang berakhir
Semoga yang hilang bukan sesuatu yang baik
Tak pernah ada awal tak berarti tak tahu ke mana segala ini menuju
Perihal nantinya akan benar bersama atau sekedar beriringan, biar saja dulu, ya?
Bahagiamu membahagiakan
Sesakmu menyesakkan
Aku ada dan masih ada di sekitar
Bahkan belum juga mau beranjak
Tetaplah berada di situ
Menjadi manusia yang selalu kucari
Tetaplah seperti itu
Menjadi sesosok penenang dalam ramai yang begitu penuh
Tetaplah menjadi dirimu
Hingga kau tak pernah lupa ke mana harus pulang.
Jatinangor, 2 April 2016
Jumat, 11 Maret 2016
#18
...lalu aku belajar mengurangi semuanya. Perasaan. Kebiasaan. Euforia. Harapan. Memori yang sebenarnya mungkin tidak seberapa.
Senin, 29 Februari 2016
Kali Pertama
Lucunya, yang kali ini aku rela gantungkan hati pada sesuatu yang tak kuketahui ujungnya.
Sungguh, ada yang memang tak perlu dipaksa, sebab ia akan terjadi dengan sendirinya.
Aku tak pernah bosan, meskipun harus mendoakan kebahagiaanmu setiap harinya.
Kadang, cinta bisa setulus itu, kan?
Ya, rasa-rasanya aku jatuh cinta.
Pada seraut wajah yang tak pernah terlupa. Pada sesosok diri yang bajik juga bijak. Pada sebait senyum yang membuat hati seringan awan. Pada suara yang terus terngiang.
...pada kamu.
Sungguh, ada yang memang tak perlu dipaksa, sebab ia akan terjadi dengan sendirinya.
Aku tak pernah bosan, meskipun harus mendoakan kebahagiaanmu setiap harinya.
Kadang, cinta bisa setulus itu, kan?
Ya, rasa-rasanya aku jatuh cinta.
Pada seraut wajah yang tak pernah terlupa. Pada sesosok diri yang bajik juga bijak. Pada sebait senyum yang membuat hati seringan awan. Pada suara yang terus terngiang.
...pada kamu.
Kamis, 18 Februari 2016
Perkara Tuhan dan Semesta
Semesta selalu punya cara bagaimana aku harus bersabar tuk bisa bertemu dan berbincang banyak hal denganmu.
Meski terkadang ingin berkata cukup, namun ternyata keinginanku lebih dari itu.
Aku tahu kamu paham bagaimana lantunku dalam kata masih setia menunggu tuk mengalahkan jarak tak menentu.
Terima kasih pada apa yang aku temui hari ini, semuanya menguatkan keyakinanku yang kemarin sempat rapuh.
Percayalah, tak ada rindu yang tak jatuh kepadamu.
Sejauh-jauhnya kau berada, kata Tuhan Keberadaanmu hanya sedekat doa.
Untuk perihal waktu, mari biar Tuhan saja yang beri tahu...
Meski terkadang ingin berkata cukup, namun ternyata keinginanku lebih dari itu.
Aku tahu kamu paham bagaimana lantunku dalam kata masih setia menunggu tuk mengalahkan jarak tak menentu.
Terima kasih pada apa yang aku temui hari ini, semuanya menguatkan keyakinanku yang kemarin sempat rapuh.
Percayalah, tak ada rindu yang tak jatuh kepadamu.
Sejauh-jauhnya kau berada, kata Tuhan Keberadaanmu hanya sedekat doa.
Untuk perihal waktu, mari biar Tuhan saja yang beri tahu...
Selasa, 16 Februari 2016
Bandung Hujan
Setiap inci tubuh berdendang diiringi hujan
Aku rasa hujan Bandung berirama
Hingga Bandung tak perlu cerah tuk buat sepasang lantunkan rasa
Kau nikmati setiap hisapan cerutu
Tersenyum dengarkan aku yang menggerutu
Malam jadi dibenci karena pisahkan raga
Padahal lidah belum (dan tak pernah) habis kata
Seringkali aku me-reka sembari bersenandung
Tentu saja dengan mata terkatup
....
Rasanya manis...
Terima kasih buat kami kembali jumpa
Sampai buat tak bisa lupa
Bandung memang selalu buat cerita
Mulukkah bila kupinta yang ini selamanya..?
Aku rasa hujan Bandung berirama
Hingga Bandung tak perlu cerah tuk buat sepasang lantunkan rasa
Kau nikmati setiap hisapan cerutu
Tersenyum dengarkan aku yang menggerutu
Malam jadi dibenci karena pisahkan raga
Padahal lidah belum (dan tak pernah) habis kata
Seringkali aku me-reka sembari bersenandung
Tentu saja dengan mata terkatup
....
Rasanya manis...
Terima kasih buat kami kembali jumpa
Sampai buat tak bisa lupa
Bandung memang selalu buat cerita
Mulukkah bila kupinta yang ini selamanya..?
Bandung, Oktober 2015
Kamis, 21 Januari 2016
#17
"If I didn't stop myself that night, I know we'll continue to destroy each other; we were growing apart. I saw that when you left; I realized everything when you left. It is always better to look at things from afar. This is the one we needed..."
Langganan:
Postingan (Atom)