Senin, 29 Februari 2016

Kali Pertama

Lucunya, yang kali ini aku rela gantungkan hati pada sesuatu yang tak kuketahui ujungnya.
Sungguh, ada yang memang tak perlu dipaksa, sebab ia akan terjadi dengan sendirinya.
Aku tak pernah bosan, meskipun harus mendoakan kebahagiaanmu setiap harinya.
Kadang, cinta bisa setulus itu, kan?

Ya, rasa-rasanya aku jatuh cinta.
Pada seraut wajah yang tak pernah terlupa. Pada sesosok diri yang bajik juga bijak. Pada sebait senyum yang membuat hati seringan awan. Pada suara yang terus terngiang.
...pada kamu.

Kamis, 18 Februari 2016

Perkara Tuhan dan Semesta

Semesta selalu punya cara bagaimana aku harus bersabar tuk bisa bertemu dan berbincang banyak hal denganmu.
Meski terkadang ingin berkata cukup, namun ternyata keinginanku lebih dari itu.
Aku tahu kamu paham bagaimana lantunku dalam kata masih setia menunggu tuk mengalahkan jarak tak menentu.

Terima kasih pada apa yang aku temui hari ini, semuanya menguatkan keyakinanku yang kemarin sempat rapuh.
Percayalah, tak ada rindu yang tak jatuh kepadamu.
Sejauh-jauhnya kau berada, kata Tuhan Keberadaanmu hanya sedekat doa.
Untuk perihal waktu, mari biar Tuhan saja yang beri tahu...

Selasa, 16 Februari 2016

Bandung Hujan

Setiap inci tubuh berdendang diiringi hujan
Aku rasa hujan Bandung berirama
Hingga Bandung tak perlu cerah tuk buat sepasang lantunkan rasa

Kau nikmati setiap hisapan cerutu
Tersenyum dengarkan aku yang menggerutu

Malam jadi dibenci karena pisahkan raga
Padahal lidah belum (dan tak pernah) habis kata

Seringkali aku me-reka sembari bersenandung
Tentu saja dengan mata terkatup
....
Rasanya manis...

Terima kasih buat kami kembali jumpa
Sampai buat tak bisa lupa
Bandung memang selalu buat cerita
Mulukkah bila kupinta yang ini selamanya..?


Bandung, Oktober 2015