Rabu, 26 Desember 2012

Pada Akhirnya Butuh

Pada akhirnya, kita hanya butuh tertawa, diarahkan, dan kenyang. Ya, kenyang. Semua senang kalau kenyang, bukan?
Butuh yang dapat meredam bukan hanya mengalihkan, menciptakan tegar, dan membawa ke wajah realita yang nyata.
Butuh yang mendengar dan mengerti, bukan menasehati dan menggurui.
Dan butuh yang menerima seada-adanya, bukan lagi apa adanya.

Yang ketika ku panggil, menjawab dengan tatapan yang meneduhkan.
Yang ketika ku rengek, menjawab dengan sahutan yang menenangkan.
Yang ketika ku lelah, menjawab dengan lengan yang nyaman dijadikan sandaran.
Yang ketika ku sakit, menjawab dengan kesediaan terjaga yang melegakan.
Yang ketika ku resah, menjawab dengan kata yang menentramkan
Yang ketika ku senang, menjawab dengan senyum yang menambah kegembiraan.
Yang ketika ku jatuh, menjawab dengan tangan yang mendekap kemudian mengangkat.

Yang membuatku terus bersyukur akan hal sederhana yang terjadi, tanpa tapi.
Yang membuatku kanak-kanak abadi: spontan, manja, ngawur, dan tidak pendendam.
Yang membuatku selalu jujur tentang semua kata dan rasa, tanpa takut.

Dan pada akhirnya, semua akan kembali pada yang dengan baik menjaga, tanpa diminta, tanpa perlu dipaksa.

Terima Kasih

Terima kasih, darimu aku belajar banyak hal.
Aku belajar bagaimana nomor satunya keluarga, apapun yang terjadi.
Belajar bahwa jalan hidup memang tidak selalu mulus, namun yang kita harus lakukan adalah tetap terus berjalan.
Belajar bahwa dunia tidak ingin tahu apa yang sedang terjadi, jadi tersenyumlah tanpa rengut.
Belajar dari kobar semangatmu kejar impianmu, demi masa depan yang dicita-citakan.
Belajar untuk tetap menikmati hidup, bagaimanapun hidup perlakukan kamu.

Terima kasih, karenamu aku belajar banyak hal.
Aku belajar arti pengorbanan untuk orang yang kusayang.
Belajar untuk memaafkan, karena orang yang kita maafkan lebih berarti dari sekedar kata maaf.
Belajar untuk lebih dewasa pikirkan segalanya, hingga akhirnya terbentuk aku yang sekarang.
Belajar untuk tidak menggantungkan apapun pada siapapun jika tidak mau kecewa.
Belajar untuk memahami dan memaklumi, apapun yang terjadi.

Terima kasih, karena kita aku belajar banyak hal.
Aku belajar bahwa banyak hal yang tidak bisa dipaksakan.
Belajar saling merelakan untuk masing-masing kebahagiaan.
Belajar lipat dan simpan rapi kenangan dalam lemari memori.
Belajar tersenyum berdamai dengan dunia yang baru.
Belajar untuk siap menerima kita kembali dalam kata yang bukan lagi kita.

Terima kasih. Darimu dan karenamu aku banyak berubah, bentuk aku yang lebih baik. Dari kita dan karena kita aku banyak belajar, bentuk aku yang lebih berdamai dengan nyata. Dan darimu dan karena kita aku banyak mencoba, hingga bentuk aku yang lebih membuka mata.

Penuh pelajaran adalah deskripsi hebat dari kita yang lalu. Ajarkan begitu banyak hal, terima kasih. :)

Sabtu, 22 Desember 2012

Selamat Hari Ibu

Ia bintang paling terangku.
Beri nyawaku kehidupan dari setengah nyawanya. Beri makna tubuhku dari lembut sentuhnya. Beri kuat jiwaku dari besar kasih sayangnya. Beri lapang hatiku dari tak hingga kesabarannya.

Ia penawar segala perihku.
Tak pernah mengerti cara pikirku, namun yang paling mengerti semua rasa.
Tak pernah menuntut mulutku bicara, namun yang paling sedia dekap ketika air mata ini jatuh.
Tak pernah memaksa turuti semua perintahnya, namun yang paling sedia lengan angkatku yang tersungkur karena tak turuti perintahnya.

Peluh keringatnya urusi kedua anak nakalnya ini tak pernah buatnya mengeluh.
Sakit hatinya yang kadang jahatnya lidah kami ucap tak pernah buatnya mencaci.
Kecewanya yang tak henti kami beri tak pernah buatnya memaki.

Ia penghembus kelancaran hidupku.
Tak pernah lelah bangunkan pagiku agar tak lupa ku berangkat tuntut ilmu. Tak pernah lelah ingatkanku ibadah agar tak lupa ku hadap Tuhan. Tak pernah lelah suruhku makan agar tak lupa ku pikirkan sehat. Tak pernah lelah tungguku pulang, semalam apapun itu, hingga pastikan ku selamat. Tak pernah lelah dan lupa sebut namaku dalam doa, walau kadang aku lupa menyebutnya dalam doa. Yang tak pernah lelah...

Suapan tanganmu ketika ku sakit. Omelan khasmu ketika ku lalai. Belaian lembutmu ketika ku lelah. Pelukan menenangkanmu ketika ku jatuh. Serta doa dan cintamu yang sepanjang hidupku. Terima kasih, Ibu.

Kami, anak laki-laki nakalmu yang malas mandi dan anak perempuan manjamu, menyayangimu dengan sangat. Selamat harimu, Ibu. :)

Jumat, 21 Desember 2012

#4

Ada yang takut akan hilang lalu miliki dan genggam tak mau lepas.
Pun ada yang lebih takut akan hilang lalu tak mau miliki agar tak pernah merasa genggam.
Ya, ironi nyata.

#3

Karena pada akhirnya, kita semua akan menyerah pada takdir. Ya, kita.

Katanya Hujan

Rasakan saja, katanya ini hujan
Wadahnya sudah tak mampu tahan
Deras turun jatuh basahi kering
Rebakkan aroma tanah tak lupa

Rasakan saja, katanya ini hujan
Yang tak disertai kilat hingga mata tak perlu sembunyi
Yang tak diikuti banjir hingga sekitar tak perlu resah

Rasakan saja, katanya ini hujan
Yang suaranya menenangkan
Yang aromanya menyenangkan
Yang hadirnya menyegarkan

Rasakan saja, katanya ini hujan
Yang justru menghangatkan
Beri rasa utuh dan damai
Nyaman...

Ini seperti sungguhan hujan
Dan memang katanya ini hujan, jadi rasakan saja...

Selasa, 18 Desember 2012

Teruntuk Kamu

Teruntuk kamu penguatku pada lampau,
Kau hebat,
beriku kuat di setiap semangat
buatku senyum di setiap hasil
beriku tunduk di setiap doa
buatku malu di setiap asa yang kubiar putus.

Teruntuk kamu penguatku pada lampau,
Jadikanku penguat, itu kurangmu, yang juga rinduku.
Kau lupa, ya? Sudahlah, mari anggap saja begitu.
Agar kuanggap manusiawi hingga memaklumi sudah tuntutan.

Teruntuk kamu penguatku pada lampau,
Hentikan rinduku dan hilangkan kurangmu adalah jalan yang kini kita tapaki,
yang mungkin semesta memang sudah sediakan.
Lega sedikit, bukan?

Teruntuk kamu penguatku pada lampau,
Jika yang lain kini beriku kuat, apa boleh?
Jika yang lain jadikanku penguat, apa boleh?
Jika yang lain kujadikan penguat, apa (sudah) boleh?

Elegi?

Mari mendekat, kubisikkan kisahku
Kisahku yang lelah sandarkan harap
Kisahku yang berhenti meronta tatap
Kisahku yang cukup sembunyikan ratap
Kisahku yang hilang dalam gelap.

Minggu, 18 November 2012

You

Halo sayang,
Kita adalah bibir-bibir yang saling berpeluk setelah saling membentak.
Namun saat bahagia, cinta selalu lupa kalau sakit juga mengiringinya.
Keyakinanmu yang mengagumkan, tak sekalipun melibatkanku dalam masa depan yang kau perhitungkan
Hingga akhirnya, meninggalkanmu menjadi satu-satunya cara bagiku menyayangimu
Jujur, aku ingin cintamu yang tanpa membunuh kehidupanku
Aku tidak marah, hanya mencintaimu dalam lelah
Ya aku tahu, aku harus belajar mencintaimu, lebih tulus lagi.
Anggap saja melepasmu ialah salah satu caraku menghadiahimu kebahagiaan
Tenang, kusediakan doa yang diam-diam memelukmu dari belakang
Kita pernah belajar tentang menemukan. Sekarang waktunya belajar tentang kehilangan.
Katanya, ada yang baru benar-benar paham setelah ditinggalkan,
ada juga yang baru benar-benar paham setelah meninggalkan
Ku harap, tak akan ku paham apapun hingga tak ada rasa sesal lewati hari-hari kemarin
Hanya lebih bahagia ku harap untuk selanjutnya
Lalu kini yang kau harap, bibirku yang berucap sampai jumpa.....atau selamat tinggal?
Jangan pernah lupakan setitik keberadaan yang ku usahakan dalam langkahmu lalu
Karena bila tuhan berkenan, kita akan bertemu lagi dan menemukan banyak alasan untuk bertahan.

You should be free of me, you may find another home, a better one. I hope you'll do well in everything, there. :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

#2

Serap hebat kata
Cecap indah makna
Semua semu
Hanya mereka;
kosong dalam ramai
tawar balut rasa.

Hilang...

Jumat, 24 Agustus 2012

Perbincangan

Apa iya ini semua hanya soal letak titik yang sudah tidak lagi satu pada peta?
Bila begitu, mengapa masih saja tersebut namamu dalam setiap bincangku dengan Tuhan?
Tidak, bincangku dengan Dia Yang Kuasa tak pernah sebut letak titik.
Tenang saja, ini bahagiamu untuk masa depanmu....yang mungkin juga masa depanku.
Jika kau baca, kupastikan bibir merah jambu agak gelapmu sedang berkata, "Perjalanan kita masih panjang, sayang."
Oh, tentu saja, Manis. Aku juga percaya itu.
Itu bukan sebuah harapan, hanya pernyataan hidup yang bahkan malaikat suci di atas sana pun tak paham.
Kau juga selalu setuju, bukan, tentang 'jalan hidup siapa yang tahu'?
Ya, jika ini bahagiamu, untuk apa lagi ku pinta Tuhan ubah? Tak perlu, bahagiamu cukup.
Jika kau masih membaca, dahimu pasti sedang berkernyit, bertanya-tanya, "Lalu apa yang kau bincangkan dengan Tuhan?"
Mari kuberitahu sedikit.
Oh, tenang saja, Manis, tidak perlu khawatir tentang kata orang yang bila do'a diucap maka mustahil terkabul.
Itu harapan pada bintang jatuh, sedang aku berharap pada Tuhanku yang tidak kolot penuh syarat kuno.
Isi bincangku adalah pintaku tentang kamu.
Lagi, kuanjurkan kau tenang saja, itu bukan pintaku akan kamu, melainkan pintaku tentang kamu. Pahami.
Kupinta Tuhan.....ah, sudahlah, ini sudah malam, biar kubisikkan saja semua isi pintaku dalam bunga tidurmu malam ini.
Selamat malam. :)

#1

Jika sempurna yang kau cari, aku tidak akan pernah menjadi yang kau cari.
Sempurnakah yang kau cari?
'Bukan,' jawabmu, 'yang baik pun cukup.'

Benar-benar baikkah yang kau cari? Karena ku rasakan baikku tak pernah kau rasa cukup.
Benar-benar baikkah yang kau cari?
'Baiklah,', jawabmu, 'kau pun cukup. Karena kau yang baik untuk menjadi penyempurnaku.'

Sabtu, 04 Agustus 2012

0 < anda < 1

Jika tak pernah ada, mengapa tak rela melepas?
Jika memang tak ada, mengapa tak pernah katakan benar tak ada?
Ini apa namanya, jika justru katakan butuh?

Bagai laut pasang, efek rembulan nan miliki ombak hebat
Tetap, ombaknya distraksi sekeliling
Ini kita, yang bagai distraksi untuk sekeliling

Tak pernah menggenggam, namun tak pernah benar tak menggenggam
Pun tanpa genggam mungkin sudah sebuah siksa
Inilah, takut hilang yang bahkan tak pernah punya
...Takut hilang pun takut menggenggam.
Begini sajalah...

Rabu, 25 Juli 2012

Until We Meet Again

Ketika kau mulai benar-benar paham mereka yang terbaik yang pernah ada. Ketika mereka telah mengambil banyak porsi dalam hati bahkan hidupmu. Ketika mereka maknai hidupmu lebih dari banyak. Ketika nyatanya banyak yang sudah dicecap indah bersama mereka, namun terlalu adiktif terasa ingin lagi dan terus lagi.
Ketika itu pula kau sadar, mereka sudah akan bersiap menyebrang....dengan kapalnya masing-masing, yang siap antarkan mereka berlabuh di pulau impian mereka.
Dan ketika pula itu kau sadar, yang bisa kau lakukan adalah tersenyum dan melambai perpisahan sembari berbicara pada Tuhan "Jaga terus mereka dalam jalannya masing-masing". Selalu kuharapkan yang terbaik untuk mereka yang terbaik.


Utari, Hazna Nurul Faiza, Muhammad Ilham Ramadhan, Adnil Nuril Fahmi, Rizky Alfiandry, Yassier Iswanto. Terimakasih sudah pernah membiarkan mengenal kalian. Terimakasih sudah pernah membiarkan kalian menjadi bagian dari masa yang mereka sebut masa-masa paling indah, SMA. Terimakasih.
Tidak, tidak akan kusebut ini perpisahan. Jadi, sampai jumpa. Sampai jumpa dalam sebuah periode waktu yang mari namakannya dengan 'masa sukses' kelak. It's not goodbye, but 'till we meet again. High school never ends.
Much love from here, seniors!



Minggu, 22 Juli 2012

Dear You

You know what, ever since whenever, I've kept thinking "why did God send you to me at that time 'till this very moment?"
At first I haven't understood why, but eventually, I know. God was answering me, "This boy doesn't have any idea how much he can accomplish once he starts fighting for things that truly matter to him." and I'd say I completely agree with Him.
What He means with bravery isn't going after things because you can do them, but going after even the toughest and the most impossible of dreams knowing that God is with you.
I still sincerely and wholeheartedly belive you can actually move gazillion mountains if you truly believe in yourself and in God's power to move mountains with and through you. I'm writing this so that whenever you're down and close to the edge, you'll know that somewhere in this world, someone believes that you can make it :)
I'm excited for you and your battles. I know God will purposely scar you more and I pray that all your scars will lead you to where you're supposed to be.
Good luck in running the race and may you see that in the end, all odds are in your favor if you let them be :)
Then....I know what God's purpose is. To show you that I'm here. I'm not good at stringing words to support you, but I'll always be here to be that someone who believes that you can make it :)
Yang terbaik dan terindah, kuiba dalam doa untuk bahagiamu; detik ini dan nanti. Tersenyum dan teruslah mengejar mimpimu.
Kutitip doa untuk suksesmu, segera. Amien...

With love

Sabtu, 07 Juli 2012

Go Go, Fighter!

Hi, Muhammad Ilham Ramadhan. Hard phase, right? Maybe I have no right to say 'I feel you', but really, I feel so, the hard phase.

But it's not the end, rite? perjuangan masih panjang, jalan pun masih terbentang. Ketika di satu jalan kita gagal, Allah pasti udah nyiapin jalan lain buat dilewatin. Dunia terus berputar seolah maksa kita juga buat terus keep goin on, tanpa sempet ada waktu 'mengaduh-aduh' ketika kita jatuh. Tanpa mengaduh-aduh, semua tau jatuh itu sakit, tapi gak ada gunanya. Gak ada orang yang mau tau sesakit apa jatuhmu, yang semua orang luar lihat cuman pencapaian kamu, bukan bagaimana kamu mencapai itu. It really is just wasting your time, yang padahal waktu mengaduh-aduh itu bisa dipake buat do other things buat bangkit dari jatuhmu itu.


Dan, harus percaya ini, semuanya cuman a matter of time. Percaya, kan, kalau semua bakal indah pada waktunya? Sekali lagi, Allah punya jalan. Kalau jalan Allah bukan lewat yang sudah kamu lewati, siapa bisa paksa? Soal koreksi kesalahan, memang harus banget dilakukan, apa yang kurang dan apa yang salah sebelum-sebelumnya. Tp sebatas koreksi untuk membenahi diri bukan untuk menyalahi diri. Ya itu tadi, ketika jalan yang Allah punya untukmu bukan itu, gak peduli sebagaimanapun kerasnya kamu berusaha, berdoa, ya tidak akan jadi milikmu. Bukan usaha atau doanya yang salah, tapi memang bukan jalanmu. Itu saja.
Bukan, bukan percuma, selalu ada yang bisa didapet kok dari segala hal. Kamu sendiri, bukan, yang bilang kalau 'di dunia ini gak ada yang percuma'? Jadi kamu sendiri pun percaya itu, kan?
Berkali-kali kau berjuang, berkali-kali kau gagal, berkali-kali kau bangkit dan berjuang kembali.
Ketika kau sudah berkali-kali terjatuh, dan kemudian terus bangkit dan berjuang kembali, bayangkan betapa manis rasanya ketika akhirnya kau berhasil, jauh lebih manis dan indah dibandingkan jika hanya sekali terjatuh atau bahkan tidak pernah terjatuh. Iya, sekali lagi aku bilang aku tau, jatuhnya memang sakit. Tapi, tetap, semua akan indah, pada waktunya, pada akhirnya, if it's not okay, it isn't the end. Aku percaya itu.


Dan, yang aku katakan, tentang bukan percuma. Let's see it through the positive side. Anggap kau sedang 'sekali mendayung, dua bahkan tiga pulau terlampaui', dengan menganggap ini pula sebagai pelajaran hidup, bukan hanya tahap mengejar mimpi. Inilah kelebihanmu pada tahapmu sekarang, yang lainnya belum tentu dapatkan.
See this.... Dengan pernah terjatuh, kamu belajar untuk bangkit lagi. Dengan pernah terjatuh, kamu tau siapa orang-orang yang ada untukmu dan mengajakmu untuk bangkit lagi. Dengan pernah jatuh, kamu (semoga) semakin dekat dengan-Nya. Dengan pernah terjatuh, kamu lebih tahu bagaimana cara tepat untuk meminta kepada-Nya. Dengan pernah terjatuh, you know you're tougher than you think, karena kamu pasti bisa lewatin ini. Dengan pernah terjatuh, kamu sendiri sedang melatih mentalmu menjadi mental orang hebat. Dengan pernah terjatuh, kamu akan lebih menghargai keberhasilanmu kelak. Dengan pernah terjatuh sekarang, kamu benahi dirimu untuk dirimu yang lebih baik di masa depan. Dengan pernah jatuh, kamu bisa tau semua itu. Ya, dengan terjatuh.

Allah gak bakal khilaf akan nasib satu hamba pun, apalagi hamba-Nya, dan apalagi hamba-Nya yang baik, dan juga apalagi hamba-Nya yang baik yang berniat baik. Kamu sendiri tahu kamu hamba-Nya, orang-orang tahu kamu adalah baik, dan orang-orang terdekatmu tahu kamu berniat baik. Allah gak akan lupa sama kamu, kamu cuman butuh lebih berusaha buat cari tahu yang mana jalan-Nya yang jalanmu, dan berusaha buat lebih dekat dengan-Nya.

Jadi, lagi aku bicara, jangan pernah bosen buat semangat, jangan pernah bosen buat struggling, jangan pernah bosen buat minta terus sama Allah.
If there's something else I can do, surely I will. Sayangnya, cuman ini yang bisa aku lakuin buat kamu; gak pernah bosen buat ngedukung kamu, gak pernah bosen buat nyemangatin kamu, gak pernah bosen buat doain kamu. Yang aku pernah bilang, nama kamu gak pernah absen dari doa aku. Iya, Insya Allah aku disini, gak pernah bosen buat ngedorong kamu dari belakang. Dan yang bakal tersenyum paling lebar waktu kamu berhasil, kedua, setelah keluarga kamu.
Perangnya belum selesai, negaranya belum merdeka, warga negaranya siap bantu buat kemerdekaan. Ayo lanjutin perangnya!
Bismillahirrahmanirrahin. Allah menyertaimu dan aku menyayangimu, sayang.

With love

Kamis, 31 Mei 2012

Overthinkin

This is happened when you a bit ignore your life because of (over)thinking about other's (future) life.
These 2 best human beings who I love the best's.

"You think too much", someone said to me. "How come you think about the things that they may not even think about it?!"

I'm worried. Extremely worried, yes I am. And it's terrible.
Then it leaded us to a longer conversation...

Beliau :  "It haven't even happened yet"

Saya :  "Yap, but...can you tell me how to face your beloved people when they show you a look of disappointment or depressing face? Because I just won't ever be able to stand it for even once."

Beliau :  "But you either won't ever be able to 100% avoid a-n-y-o-n-e from being hurt"

Saya :  "So, what should I do?"

Beliau :  "It's supposed to be my question, what do you expect yourself can do for them? What do you want to do?"

Saya:  "I'm not telling you this if I already know exactly what to do"

Beliau :  "No matter how special they're to you, or how special you're, Human is human. Not perfect. And once again I repeat, will get hurt no matter how, and so are you, you're human and you'll also get hurt, no matter how."

Saya :  "That's the current point, what will I do if my thought comes true? When the day that they get hurt comes and I can do absolutely nothing later? It will feel 'errrrrghhh'."


Beliau :  "Even the beautiful thing like crystal can be broken, loh! Do the parents who love their children in amazing amount keep their children in the bubble so that their children won't get hurt? No, it's not life.
The more you socialize, the more hurt you get. You have to get hurt so that you can learn the life lesson, grow up, and survive eventually, and that's what you called the real life."


Saya :  "I'm just worried. Really. How do you feel if people who you love that much are in that state?"

Beliau :  "Why worry? You're supposed to know that there's the one who loves them more than you do, do you know who's it?"

Saya :  "Absolutely yes, their parents do."


Beliau :  "NO! God does. Are you doubting the power of God?"


Saya :  "Of course not! God won't worry, I mean"


Beliau : "And that's the point! God won't worry because God exactly knows what's best for them. And God loves them more than anyone, anyway. So, let God protect them. What else to worry about then?"


Saya :  "Still, I feel like I also take the responsibility if my thoughts happen. And if there's nothing I can do, it will feel more terrible."

Beliau :  "No, you're not supposed to feel it! No matter who they are to you, when you'd already reminded and admonished them, your responsibility as a human are done already. Because the most-things-do in life is to survive, hence there's not your responsibility to keep them survive. And you know exactly that nothing last forever, so give them the things that can be kept for their lifetime, called moments and life lessons.
And, by the way, you obviously often listen and read many quotes about life, don't you? So do they. And the quotes really aren't just bullshit, it's just about how you apply it in the real life. Everybody knows all the consequences of life. Life isn't that simple, indeed, so you have to learn how to simplify it."


Saya :  "How about "nothing I can do" matter?"


Beliau :  "Then what do you want to do? Tell the whole world to not hurting them? Does that make sense? Come on, you start loving them on the wrong way!"


Saya :  "I think I don't. I just keep doing something good for others in the hope that God will reward all someday when I really need, though not from the people I've given that good things to."

Beliau :  "Are you expecting reciprocation?"


Saya : "Is it wrong if I expect God's rewards?"

Beliau :  "Do you mean you wish someone will keep doing something good someday for you and ignore his/her life?"


Saya :  "What do you mean?"


Beliau :  "Yea, it's you. You just ignored your life by thinking about others. This is the wrong part. You have your own life! Who will think about yours but yourself?"


Saya :  "Did I...? Is it wrong if I think about them?"

Beliau : "Not at all. But it will be wrong if you start to not thinking about your own life. They definitely will survive eventually, in the right time. You can't force the ugly cocoon turns into a beautiful butterfly if it's not the time yet, so is the life.
And the more worries you grow means the less faith you have to God."

Saya :  "What if I do worship to God with the aim of praying for their good? Isn't it not allowed?"


Beliau : "Who says? You're allowed for sure. It has the same meaning with trusting God to handle their business because you know God will give them the very best, hasn't it?
You've already gotten the point, then"

Sabtu, 12 Mei 2012

Yang Kau Sebut Rumah

Jika benar kau pernah katakan rumah itu aku dan hatiku,
semoga yang kau maksud adalah; sejauh manapun kau melangkah dan berlari, kepadaku juga kau kembali.
Karena di sinilah hatimu nyaman berdiam, membawamu ingin selalu kembali.

Rumahmu ini selalu menanti kembalimu.

Dan ketika angin badai bertubi menerpa hingga tak kuat kau berdiri menopang
cepat kembalilah.
Rumahmu ini siap untuk kau berebah bersandar.

Sabtu, 10 Maret 2012

Lagi, Bulan.

Hidup. Pilihan.
Dilema klasik; cinta atau cita-cita
Tentang mimpi yang menunggu untuk terwujud
Dan kisah cinta tidak mudah yang sudah (terlanjur) terjalani.

Mungkin, ada yang harus dikorbankan
Sontak serentak hati dan logika berteriak 'Tidak!'

Cinta..
Cita-cita..
Dua hal prerogatif yang manusia dapati sejak lahir
Tidak mau ada yang dikorbankan. Keduanya. Semuanya. Utuh.

Mereka berteriak 'Dasar kemaruk!'

Biar!
Tuhan itu kaya, juga tidak pelit
Pikir apa? Hanya butuh berusaha.
Dan Tuhan pula, bukan, yang ajarkan itu?

Segenap kekuatan akan mulai dihimpun
Untukmu, Bulan, semua akan terus tertulis.