Senin, 31 Oktober 2016

Sesederhana Pulang ke Rumah

Hidup saya kayak lagi digambarin lewat kejadian yang baru saja saya alami.

Hendak pulang, namanya juga pulang, sudah pasti tahu tujuannya ke mana.
Tunggu bus di halte, tiba-tiba hujan deras. Haltenya ada tempat duduk, tapi kecil, nyaman-nyaman saja sebenarnya dibuat duduk, tapi tampias air tetap kena sedikit-sedikit.
Bus trayek tujuan saya kedatangannya tak pernah pasti, yang saya bisa lakukan hanya menunggu. Ah, kalau cuaca tidak hujan, mungkin bisa saja saya tunggu sambil jajan-jajan yang sebenarnya tidak mengenyangkan, tapi menyenangkan. Tapi nyatanya sekarang hujan. Melangkah satu, kuyup sebadan.
Diam. Menunggu. Tak tahu juga kapan datang. Tapi tetap ditunggu dan menunggu. Mau apa lagi? Saya mau pulang, tujuan saya miliki segala yang saya butuh. Pun bisa saja saya pilih bus tujuan lain yang sedari tadi sudah tiga yang lewat, menuju tempat yang tawarkan hal berbeda. Namun bukan rumah. Saya mau rumah.
Jadi diam. Menunggu. Melangkah basah. Pula tak tahu kapan datangnya. Tapi tetap menunggu.

Nah, busnya datang. Kaki kecil saya sontak berlari. Takut keburu pergi. Takut keburu penuh. Setelah bus datang, saya tak hirau akan hujan pun kuyup.

Bus saya datang! Akhirnya bus saya datang!
Di luar masih hujan, saya duduk di dalam dengan nyaman. Ah, mari menuju rumah. :-)


Jatinangor, 16 September 2016