Kamis, 15 September 2011

Dear Motivator

'Orang berpikir ia tak berdaya karena tidak mencoba padahal tak seorangpun yang setidakberdaya yang ia pikirkan'.
Bagaimana jika ada yang mendapatkan kenyataan bahwa 'Ia berpikir ia mampu padahal ia tidak semampu yang ia pikirkan karena....ia telah mencoba'. Bisa kau pertanggungjawabkan motivasi-mu yang ber-hasil terbalik dengan yang kau harapkan, hai, Motivator?
Lalu apabila kau menjawab 'ada yang salah dengan caranya', bagaimana juga dengan motivasi-mu yang berisi 'walaupun anda berada pada posisi yang paling benar, akan selalu ada yang berkata kau salah'. Lalu, ia harus menganggapmu orang yang berkata salah meskipun ia (siapa tau) melakukan hal yang benar?
Lalu kau ralat perkataanmu, 'Oh, memang tidak ada hidup yang sempurna, berlapangdadalah dengan kenyataan'.
Dan ya aku semakin berpikir, kali ini anda benar, tidak ada hidup yang sempurna, hal buruk akan terus selalu terjadi, lalu mengapa anda menjadi motivator? Untuk memotivasi orang lain agar dapat hidup lebih baik menuju sempurna? Sedangkan kau sebut tidak ada hidup yang sempurna? Jika hidupnya tak kunjung baik, lalu kau sebut 'berdamailah dengan kenyataan'. Kemudian sebenarnya kau itu apa dan untuk apa?'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar